PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Konfrensi
Meja Bundar berlatar belakang untuk meredam kemerdekaan Indonesia
dengan jalan kekerasan berakhir
dengan kegagalan. Belanda
mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian
mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi,
lewat perundingan Linggarjati,
perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roijen,
dan Konferensi Meja Bundar.
Konferensi
meja bundar (KMB) dilaksanakan ada 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 di
Den Haag, Belanda. KMB adalah sebuah titik terang bagi bangsa Indonesia untuk
memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda, menyelesaikan sengketa antara
Indonesia-Belanda, dan berusaha menjadi negara yang merdeka dari para penjajah.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa latar belakang terjadinya KMB?
2.
Bagaimana sejarah terjadinya KMB?
3.
Siapa saja yang menghadiri KMB?
4.
Bagaimana hasil dari KMB?
5.
Bagaimana terjadinya pengakuan
kedaulatan pemerintah belanda kepada Indonesia?
6.
Apa dampak dari KMB?
1.3 Tujuan
Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah
diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami Konferensi
Meja Bundar (KMB)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Konferensi Meja Bundar
Setelah
Indonesia berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam konferensi
Inter-Indonesia, kini Indonesia secara keseluruhan telah siap menghadapi
Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari
tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949. Sementara itu pada bulan Agustus
1949, Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi di satu pihak dan Wakil
Tinggi Mahkota Belanda dipihak lain, mengumumkan pemberhentian tembak-menembak.
Perintah itu berlaku efektif mulai tanggal 11 Agustus 1949 untuk wilayah Jawa
dan 15 Agustus 1949 untuk wilayah Sumatera.
Sementara
pada tanggal 4 Agustus 1949 pemerintah Republik Indonesia menyusun delegasi
untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar yang terdiri dari Drs Moh.Hatta
(Ketua), Mr. Moh.Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr.J.Leimena, Mr. Ali Sastroamidjoyo,
Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo.
Kolonel T. B. Simatupang dan Mr. Muwardi.
Konferensi
Meja Bundar diselenggrakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai
dengan tanggal 2 November 1949. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh Hatta, BFO
dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak KMB dan delegasi dari Belanda
dipimpin oleh Mr. Van Marseveen. Dari PBB dipimpin oleh Crittchlay.
2.2 Peserta yang menghadiri KMB
Konferensi Meja Bundar diikuti oleh
perwakilan dari Indonesia, Belanda, dan perwakilan badan yang mengurusi
sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut ini paradelegasi yang hadir dalam
KMB:
a.
Indonesia terdiri dari Drs. Moh.
Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
b.
BFO dipimpin Sultan Hamid II dari
Pontianak.
c.
Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d.
UNCI diwakili oleh Chritchley.
2.3 Hasil Konferensi Meja Bundar
Setelah melakukan perundingan cukup
lama, maka diperoleh hasil dari konferensi
tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:
tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:
a.
Belanda mengakui RIS sebagai negara
yang merdeka dan berdaulat.
b.
Pengakuan kedaulatan dilakukan
selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
c.
Masalah Irian Barat akan diadakan
perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
d.
Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan
diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
e.
Kapal-kapal perang Belanda akan
ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada
RIS.
f.
Tentara Kerajaan Belanda selekas
mungkin ditarik mundur, sedang TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan
dibubarkan dengan catatan bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan
dalam kesatuan TNI.
2.4 Pengakuan Kedaulatan
setelah terbentuknya Negara federal dengan nama Republik Indonesia Serikat, Maka ngara siap menerima penyerahan kedaulatan dari pemerintah belanda. Pada tanggal 23 desember 1949 \, degelari Indonesia (RIS) yang diketuai Drs. Moh Hatta berangkat ke Nedherland. Pada tanggal 27 Desember 1949 di Indonesia dan Negeri Belanda diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS.
Upacara di Negeri Belanda dilaksanakan serta ditandatangani oleh Ratu Yuliana dari pihak Belanda dan Drs.Moh Hatta dari Indonesia. Begitu juga di Indonesia diadakan pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia.Pihak Belanda diwakili oleh Mr.Lovink(Wakil Tinggi Pemerintah Belanda) dan dari pihak Indonesia diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan brdirilah negara Republik Indonesia Serikat.Sehari setelah pengakuan kedaulatan ,ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta.Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda, Merah-Putih-Biru dan dilanjutkan pengibarab bendera Indonesia, Merah-Putih
Berdasarkan keputusan pada perundingan KMB atau konferensi meja bundar antara Moh. Hatta, Moh. Roem dengan Van Maarseven di Den Haag Belanda memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara RIS / Republik Indonesia Serikat. Pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri membentuk Kabinet Republik Indonesia Serikat. Negara republik indonesia serikat memiliki total 16 negara bagian dan 3 daerah kekuasaan ditetapkan tanggal 27 desember 1949. Tujuan dibentuknya negara RIS tidak lain adalah untuk memecah belah rakyat Indonesia dan melemahkan pertahanan Indonesia.
setelah terbentuknya Negara federal dengan nama Republik Indonesia Serikat, Maka ngara siap menerima penyerahan kedaulatan dari pemerintah belanda. Pada tanggal 23 desember 1949 \, degelari Indonesia (RIS) yang diketuai Drs. Moh Hatta berangkat ke Nedherland. Pada tanggal 27 Desember 1949 di Indonesia dan Negeri Belanda diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS.
Upacara di Negeri Belanda dilaksanakan serta ditandatangani oleh Ratu Yuliana dari pihak Belanda dan Drs.Moh Hatta dari Indonesia. Begitu juga di Indonesia diadakan pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia.Pihak Belanda diwakili oleh Mr.Lovink(Wakil Tinggi Pemerintah Belanda) dan dari pihak Indonesia diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan brdirilah negara Republik Indonesia Serikat.Sehari setelah pengakuan kedaulatan ,ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta.Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda, Merah-Putih-Biru dan dilanjutkan pengibarab bendera Indonesia, Merah-Putih
Berdasarkan keputusan pada perundingan KMB atau konferensi meja bundar antara Moh. Hatta, Moh. Roem dengan Van Maarseven di Den Haag Belanda memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara RIS / Republik Indonesia Serikat. Pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri membentuk Kabinet Republik Indonesia Serikat. Negara republik indonesia serikat memiliki total 16 negara bagian dan 3 daerah kekuasaan ditetapkan tanggal 27 desember 1949. Tujuan dibentuknya negara RIS tidak lain adalah untuk memecah belah rakyat Indonesia dan melemahkan pertahanan Indonesia.
2.5 Dampak Konferensi meja bundar
Konferensi
Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagibangsa Indonesia.
Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia,sehingga
dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari
Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:
a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI.
a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konferensi
Meja Bundar merupakan sebuah pertemuan pada tanggal 23 Agustus hingga 2
November 1949 di Den Haag yang merupakan tindak lanjut dari perundingan
Roem-rojen yang secara eksplisit hasilnya menandakan bahwa Belanda mulai
mengakui kedaulatan Indonesia. Sidang KMB ini antara lain membahas mengenai
pembentukan panitia pusat yang anggotanya dari pihak Indonesia terdiri dari
Mohammad Hatta, Moh Roem, A.K Pringgodigdo, Sultan Hamid II, Ide Anak Agung,
dan Soeparmo sementara dari pihak Belanda sendiri anggotanya ialah Van
Maarseven, D.U Stikker, Van Rojen dan Van der Vlak.
Di dalam konferensi ini juga banyak terjadi perdebatan, terutama yang
menyangkut masalah Irian Barat sebab pihak Belanda keberatan untuk menyerahkan
Irian Barat kepada Republik Indonesia Serikat. Hasil nyata dari adanya
konferensi ini ialah adanya penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia
yang secara resmi diserahkan oleh Ratu Juliana pada tanggal 27 Desember 1949.
Hasil ini cukup memuaskan bagi pihak Indonesia meskipun di sisi lain perihal
Irian Barat masih terombang-ambing karena keputusan mengenai Irian Barat akan
diputuskan maksimal setahun dari perundingan tersebut dengan pengertian bahwa
dalam jangka setahun dari penyerahan kedaulatan, soal-soal mengenai Irian Barat
akan ditentukan dengan jalan perundingan antara RIS dan Belanda.
3.2 Saran
Bahasan mengenai Konferensi Meja Mundar ini seharusnya bisa membuat kita lebih
tersadar akan betapa pentingnya perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan
kita dalam mencapai kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Seharusnya ini
bisa menjadikan suatu refleksi bagi kita semua bahwa tidak ada perjuangan yang
sia-sia baik perjuangan fisik maupun diplomasi semua usaha yang dilakukan
mendatangkan hasil positif yakni bagi kemerdekaan Indonesia.
Makasih...
ReplyDeletesama-sama
Deletekak izin share di blog aku ya
ReplyDeletesilakan :) makasih ya sudah berkunjung
Delete