Seni
lukis adalah hasil curahan cita dan rasa
dari subjek pencipta dengan menggunakan media karya yang berupa garis, bidang,
warna tekstur, volume, dan ruang dalam bidang dua dimensi. Ungkapan ide
tersebut dapat berupa bermacam-macam bentuk menurut gaya atau corak dan aliran
serta kemampuan pelukisnya. Gaya atau corak lukisan tersebut, antara lain
natural, dekoratif, ekspresif, pointilis (titik-titik), linier (garis-garis),
dan bloking.
Melukis adalah kegiatan
mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk
mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa
saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap
sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan
syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada
media yang digunakan.
B. Aliran – Aliran Seni lukis
Dalam seni lukis terdapat beraneka macam Aliran-aliran, yang merupakan satu bentuk yang memiliki karakteristik tersendiri muncul ada yang selaras saling meneruskan, atau menentang aliran sebelumnya. Menurut Rasjoyo (1994), mengatakan:
Perhatian manusia cenderung pada hal-hal yang bersifat material, sehingga dunia ini seakan akan menyisihkan seni rupa. Hal ini menyebabkan seniman-seniman berontak. Pemberontakan seniman tersebut termanifestasikan dalam bentuk-buntuk kreatifitas, terutama kreatifitas seni, sehingga lahirlah aliran-aliran dalam seni rupa. (h. 47).
Dibandingkan dengan gaya yang berurusan dengan bentuk luar karya seni, aliran memiliki sifat yang lebih dalam. Menurut Soedarso (1990), menyiratkan bahwa: “gaya, langgam, atau style berurusan dengan bentuk luar (fisik) karya seni, sedang aliran lebih dalam sifatnya (idiologis), seperti dekoratif adalah gaya, sedang Ekspresionisme adalah aliran”.(h. 70).
Dari pernyataan diatas yang menjelaskan tentang aliran, berikut adalah berbagai aliran-aliran dalam seni lukis antara lain:
Dalam seni lukis terdapat beraneka macam Aliran-aliran, yang merupakan satu bentuk yang memiliki karakteristik tersendiri muncul ada yang selaras saling meneruskan, atau menentang aliran sebelumnya. Menurut Rasjoyo (1994), mengatakan:
Perhatian manusia cenderung pada hal-hal yang bersifat material, sehingga dunia ini seakan akan menyisihkan seni rupa. Hal ini menyebabkan seniman-seniman berontak. Pemberontakan seniman tersebut termanifestasikan dalam bentuk-buntuk kreatifitas, terutama kreatifitas seni, sehingga lahirlah aliran-aliran dalam seni rupa. (h. 47).
Dibandingkan dengan gaya yang berurusan dengan bentuk luar karya seni, aliran memiliki sifat yang lebih dalam. Menurut Soedarso (1990), menyiratkan bahwa: “gaya, langgam, atau style berurusan dengan bentuk luar (fisik) karya seni, sedang aliran lebih dalam sifatnya (idiologis), seperti dekoratif adalah gaya, sedang Ekspresionisme adalah aliran”.(h. 70).
Dari pernyataan diatas yang menjelaskan tentang aliran, berikut adalah berbagai aliran-aliran dalam seni lukis antara lain:
1. Klasik
Seni lukisan klasik
adalah seni lukisan yang memiliki karakter dan ciri tersendiri.Lukisan klasik
sudah banyak terpampang di nusantara maupun di mancanegara, karena
karakteristik dari lukisan klasik ini sangat menarik, apalagi dari warna
lukisannya sangat menyatu sekali paduan warnanya.
a) Aliran klasikisme
Aliran klasikisme adalah aliran
pemikiran yang muncul di Eropa yang ditandai dengan gaya arsitektur klasik
Eropa sekitar tahun 3000 SM ( jaman Yunani ) sampai abad ke – 17 dan 18 ( Jaman
Barok dan Rokoko ) dan aliran ini memberi pengaruh kuat kepada kebudayaan saat
itu secara keseluruhan.
Pengulangan gaya arsitektur yang
dimulai pada abad ke – 18 di Eropa membuktikan bahwa arsitektur klasik masih
diminati dan dianggap sebagai karya bermutu tinggi, sehingga gaya arsitektur
baru pada jaman itu seakan tenggelam karena tidak memiliki ciri kuat jika
dibanding dengan gaya aliran klasikisme.
Pengulangan gaya arsitektur klasik secara
utuh atau dominan disebut dengan Neo-klasikisme. Dengan kata lain, Neoklasik
adalah gaya arsitektur klasik yang dimunculkan kembali sesudah jaman klasik
meskipun dengan konstruksi, material dan kadang fungsi yang berbeda, hal ini
disebabkan karena kebutuhan orang akan bangunan dan teknologi yang semakin
maju.
2. Modern
a) Realisme
Realisme
merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan
penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama
“Courbet” dari Perancis mengatakan :“TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA”, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti “Lukisan Pemecah Batu” dll.
b)
kubisme
Kubisme adalah seni lukis modern yang banyak dibuat.
Lukisan-lukisan kubisme merupakan lukisan yang seharusnya tidak terlihat
nyata,para kubisme artist menggunakan bentuk geometris untuk menunjukkan
apa yang ia sedang coba lukis.Pada awalnya kubisme menggunakan warna abu-abu,
cokelat, hijau, dan kuning. Setelah 1914, Cubists mulai menggunakan warna-warna
c)
Surrealisme
Lukisan aliran
surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di
dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang fikiran bawah sadar manusia. Pelukis berusaha untuk membebaskan fikirannya dari
bentuk fikiran logis kemudian menuangkan setiap bagian dari objek untuk
menghasilkan sensasi tertentu, yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti
bentuk aslinya. Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini adalah Salvador
Dali
d) Aliran Naturalisme
Aliran
Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya.
Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari
aspek yang menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan
alam dan isinya. Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi
terkadang lukisannya mendekati Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet
yang mendekati Realisme, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert
sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan.
e)
Romantisme
Merupakan
aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan
aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap
objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar
belakang lukisan.
Romantisme
dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan
kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah
satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden
Saleh.
n f)
Abstract
Pelukis
abstrak merasa bahwa lukisan tidak harus menunjukkan satunya hal yang dikenali.
Dalam lukisan mereka, mereka tidak mencoba untuk menunjukkan orang, binatang,
atau tempat-tempat persis seperti yang muncul di dunia nyata. Mereka terutama
digunakan warna dan bentuk dalam lukisan mereka untuk menunjukkan emosi. Beberapa
Seni abstrak disebut juga Non-tujuan seni. Dalam non-obyektif seni, Anda tidak
melihat objek tertentu. Hal ini tidak dicat agar terlihat seperti sesuatu yang
spesifik.
g) fauvisme
Nama
fauvisme berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya binatang liar.
Aliran fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak
objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya seperti pohon berwana
0ranye/jingga atau lainnya. Lukisan-lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri
dari batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata ; Saya lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.
Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata ; Saya lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.
h) Impresionisme
Impresionisme,Berusaha
menampilkan kesan yang di tangkap dari objek .berdasarkan kesan cahaya. Yang
menjadi masalah dalam hal teknik adalah Sebagian kaum impresionis sangat
mementingkan warna yang di timbulkan oleh bias cahaya,hasilnya berupa gambar
yang tampak melebur cerah.
i) Ekspresiesme
Ekspresiesme,Berusaha
menampilkan emosional atau sensasi dari dalam di hubungkan dengan tragedi atau
apa yang terjadi. kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan
dengan efek-efek emosional.Melukis berdasarkan
luapan emosi dengan wujud coretan,garis atau sapuan warna secara spontan.
j) Kontemporer
Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi.
Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu
yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini; jadi seni kontemporer
adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang
sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu
yang sedang dilalui.Mengutamakan kebebasan berekspresi,dinamis dan tidak
terikat aturan.teknologi masa kini dipaukan dengan seni merupakan ciri khas
aliran kontemporer.
Comments
Post a Comment